Category Archives: Artikel

25Sep/15

Belajar Beladiri Bukan Sekedar Olahraga, tetapi Kebutuhan

YogyaAiki – Persaingan sering kali menjadi pangkal konflik horizontal, sifat iri juga sering kali menggadaikan harga diri dan tidak lagi perduli akan hak asasi. Keharmonisan berkeluarga, bertetangga, bermsyarakat seakan tinggal kayalan belaka. Modernisasi mampu merubah tradisi dan budaya silaturahmi, teman dekat tidak diperdulikan lagi sementara yang baru kenal seakan dekat sekali padahal diluar negeri. Fenomena tersebut sekarang ini sudah sangat terasa sekali maka belajar beladiri bukan hanya sekedar olahraga maupun gaya hidup, tetapi sudah menjadi kebutuhan yang akan menjadi sarana pertolongan pertama ketika menghadapi ancaman kejahatan atau setidaknya untuk mempertahankan diri.

Semua makhluk hidup di dunia ini pada hakekatnya telah diatur dan dibekali oleh yang Maha Pencipta yaitu naluri untuk mampu mempertahankan diri sesuai dengan kehidupan masing-masing. Misalnya saja hewan, semua hewan telah dibekali berbagai macam keistimewaan untuk mampu bertahan dari berbagai macam persaingan hidup, seperti adanya taring, tanduk, lari kencang, mampu berubah warna, mengeluarkan bau, bisa racu , cangkang yang kuat dan lain-lain, semua itu anugerah Ilahi .  Seleksi alam akan membuktikan siapa yang mampu bertahan  maka dia yang menjadi pemenang. Lalu bagaimana kita sebagai manusia, makluk sempurna dengan dikaruniai kecerdasan dan akal, tidak lagi kekuatan okol/otot yang akan menjadi pemenang namun yang kecerdasan akal berpegaruh besar dalam mempertahankan diri. Continue reading

15Sep/15

Aikido dan Kebugaran

YogyaAiki – Saya menulis artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi ketika berlatih dengan sesama praktisi. Dimana saya dan beberapa rekan mengira bahwa sensei sudah meneriakkan “yame”, sementara saya dan beberapa teman sedang asyik membantu salah satu kohai kami menggodok teknik. Dari belasan peserta latihan, kami berempat mampu berlatih secara konstan, dimana rekan-rekan yang lain sudah terduduk dengan nafas terengah-engah. Sensei mempersilahkan kami untuk melanjutkan latihan, karena peserta lain duduk semata karena mereka sudah kelelahan.
Berapa banyak dari anda sesama praktisi yang mengalami hal ini? Saya pribadi sangat menyayangkan jika seorang praktisi memiliki stamina yang berada jauh di bawah standar, karena disaat kita memasuki level yudansha, maka disaat itu pula lah tuntutan untuk belajar lebih banyak pun meningkat. Adalah lumrah terjadi di Indonesia, ketika seorang shodan(dan-1) terpaksa harus menjadi instruktur, dimana sebenarnya, secara tradisi beladiri di Jepang, seseorang berhak menjadi asisten dari sensei-nya ketika ia minimal berada di level sandan (dan-3). Dengan demikian, di Indonesia, bagi seorang shodan, kesempatan untuk belajar otomatis berkurang ketika ia mulai menyandang sabuk hitam. Continue reading

09Jun/15

Fudoshin AIKIDO Club Hadir untuk Masyarakat Magelang

AIKIDO Fudhosin Magelang 01Magelang – Kabar gembira bagi masyarakat pecinta beladiri Aikido khususnya di wilayah Magelang dan sekitar. Fudoshin Aikido Club, ya kami hadir untuk Anda semua. Fudhosin adalah salah satu dojo Aikido termuda saat ini dibawah kepengurusan perguruan Indonesia AIKIKAI Yogyakarta yaitu “AIKI-SHIDOUKAI”. Kehadirian kami adalah salah satu bentuk perhatian sekaligus respon terhadap banyaknya permintaan masyarakat Magelang dan sekitar atas hadirnya beladiri aikido. Sebelumya kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap masyarakat Magelang dan sekitar atas kesempatan yang diberikan untuk memperkenalkan salah satu budaya sekaligus seni beldiri Jepang. Saat ini kami latihan di Gedung Prajurit, Kodim 0705/MGL, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kota Magelang, setiap Rabu & Minggu Pk. 16.00 WIB, dibawah asuhan Sensei Teguh Dan-3. Terbuka untuk umum dewasa tidak terbatas usia.  Continue reading

03Jun/15

Mengupas maksud dan fungsi “Katate tori” di Aikido

Katate tori - Aikido Yogya – Salah satu serangan yang paling dasar dalam Aikido adalah katate-tori. Serangan ini diskenariokan dengan posisi yang spesifik, salah satu tangan uke memegang tangan nage yang berlawanan, misalnya, tangan kiri uke memegang tangan kanan nage, posisi kaki juga berlawanan, yaitu jika nage memposisikan kaki kanannya di depan dalam kamae, maka uke menghadapinya dengan gyaku-hanmi, atau posisi kaki yang berlawanan, dengan kaki kiri di depan.
Pertanyaan yang paling umum kemudian muncul, apakah maksud yang sebenarnya dari bentuk serangan ini? Pada awalnya seorang praktisi akan dilatih untuk menghadapi bentuk serangan pegangan. Pertama-tama, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah nage dalam merasakan intensi yang diberikan kepadanya, namun  jika nage kemudian hanya terbiasa dengan kogeki (cara menyerang) pegangan, maka reaksinya terhadap serangan lepas akan menjadi tumpul, maka kemudian permasalahan selanjutnya adalah, ternyata metode latihan untuk merasakan tidak hanya dilatih dengan kogeki dalam bentuk pegangan, namun juga dalam bentuk serangan lepas seperti shomen-uchi atau yokom, dan katate-tori hanyalah salah satu variasi dari kogeki. Continue reading